Banyak sekali drama sebelum hari keberangkatan saya ke Semarang dan Yogyakarta untuk jalan-jalan selama seminggu. Mulai dari orang tua yang menyuruh saya untuk pergi berdua karena khawatir kalau saya pergi sendirian. Wajar saja sih kalau orang tua khawatir karena saya belum pernah sama sekali pergi ke tempat jauh sendirian.
Orang tua saya menyuruh saya membeli tiket satu lagi agar saya bisa ditemani kakak saya. Namun saya menolak, saya bilang tidak usah ditemani, biarin saya sendiri supaya belajar mandiri. Saya yakin saya bisa karena kalau bukan sekarang, kapan lagi? Ya kan 😀 Lagipula kakak saya kerja dan pasti sulit untuk mendapatkan izin cuti selama seminggu.
Akhirnya orang tua saya mulai tenang (kayanya sih ada bantuan juga dari kakak saya yang laki-laki 😀 thanks kakak) dan malah saya yang jadi tegang wkwk. Sebenarnya saya juga gugup karena ini pertama kalinya pergi sendiri ke daerah Jawa tengah pula. Saya membayangkan duduk di kereta sendirian selama kurang lebih 8 jam. Saya kepikiran apa yang harus saya lakukan selama di kereta? Kalau saya ketiduran siapa yang bangunin saya? Kalau tidurnya kebablasan gimana? Nanti tau-tau udah sampe di Surabaya lagi wkwk.
Pokoknya banyak pertanyaan-pertanyaan yang terlintas dipikiran saya. Sampai akhirnya saya berpikir “bodo amatlah liat nanti aja”. Saking nyantainya, saya packing H-1 sebelum keberangkatan dan baru membeli obat-obatan yang sekiranya saya butuhkan, seperti tolak angin, counterpain, salonpas, obat lambung, obat pusing, obat meriang, freshcare, minyak kayu putih. Wah pokoknya lengkap deh kaya warung wkwk.
Kenapa selengkap itu? Karena saya berprinsip kalau mau sibuk mending sibuk diawal, jadi sibuk nyari obat dan perlengkapan lebih baik sebelum berangkat. Jadi pas berangkat itu saya merasa aman karena ketika saya membutuhkannya diperjalanan atau dimanapun langsung ada dan tidak pusing kesana-kesini untuk mencari lagi. Pusing sedikit sih kalau lupa naronya dimana wkwkwkwk.